Pertanyaan singkat, kapan
Anda terakhir kali menggunakan jasa PT POS. Entah itu untuk mengirimkan surat,
paket, mengambil pensiun, atau sekedar membeli perangko dan materai barang
kali. Masih ingat dulu saya jaman SMP memperoleh beasiswa dari swasta (PT
Indofood) dan pemerintah. Kala itu untuk mengambil bea siwa diharuskan
mengambil di kantor POS. Ada juga istilah yang ngetrend pada era 90-an, sahabat
pena, sahabat yang nun jauh disana yang kenal hanya melalui surat menyurat.
Kabarnya kini PT POS Indonesia
akan melakukan diversifikasi usaha dengan merambah ke dunia perhotelan. Kono
kabarnya total aset PT Pos kini mencapai Rp5 triliun di mana Rp200 miliar
merupakan aset properti yang luasnya bervariasi antara 500 meter persegi hingga
2.000 meter persegi.
Sudah bertahun tahun saya
tidak menggunakan jasa PT POS, hari ini kesempatan itu muncul. Sekedar ingin
mengirimkan surat berisi form yang akan dikirimkan ke sebuah perusahaan
asuransi, siang ini saya berjalan kaki dari kantor saya yang berada di bilangan
Gatot Subroto Jakarta Selatan. Jarakanya cukup dekat, cuman dibatasi oleh
sebuah gedung dan jalan tikungan. Ruang kantor POS ini
terletak di Gedung Jamsostek, tidak luas cuman sebuah ruangan gudang dan lobby
sekaligus tempat pelayanan yang Cuma dibatasi oleh sekat kaca. Pelayanan dari
bapak bapak petugas cukup komunikatif. Awalnya saya kira petugas ini jutek semua.
Maklum kesan itu selalu timbul saat kita berhadapan dengan petugas pelayanan publik.
Biaya yang saya keluarkan
untuk mengirimkan surat ini cuman Rp 4.500,- dan akan dikirimkan via kilat
khusus. Sebenarnya surat tersebut saya antar sendiri gak masalah, akan tetapi
melalui POS justru dimudahkan. Tak perlu naik angkutan dan berpanas-panasan
menuju tujuan. Kedepannya, saya akan coba
memanfaatkan fasilitas PT POS yang lain yaitu pelayanan tiket kereta api. Tadi
saya sempat bertanya ke[ada petugas POS. Ternyata di kantor POS juga bisa melayani
pembelian tiket kereta api dan confirm tiketnya bisa di-print out di situ juga.
Foto :
Koleksi pribadi blogger